Qona’ah itu Keren

 

Bismillahirrahmaanirrahiim

Edisi Kedua Artikel yang kami publish. Kali ini kami akan membahas tentang Qona’ah. Semoga dapat bermanfaat untuk kami dan pembaca sekalian.

Judul    : Qona’ah itu keren

Penulis : Ustadzah Ismala Astari, S.Psi

Editor   : Ustadzah Hijriyahni Khoerunnisa, S.Kom


 

Seorang ibu yang memiliki anak yang menuntut ilmu di pesantren bertanya:

Fulanah : “Ustadzah, mengapa sekarang di pesantren ada peraturan Mengirim makanan basah dari orangtua

                    dibatasi?”

Ustadzah : “Afwan, umm. Bukan tidak boleh. Boleh khusus dihari ahad umm. Kami sedang mengajarkan ananda

                       untuk Qona’ah “

Fulanah   : “MasyaAllah. Semoga ananda dapat belajar Qona’ah. Jazakillahu Khair ustadzah”

Ustadzah : “Afwan umm.” 

Diatas merupakan sebagian contoh pertanyaan saja karena masih banyak  lagi yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.


Tidak ada yang salah dari pertanyaan tersebut dan merupakan sebuah kewajaran, jika setiap orangtua akan berusaha dengan gigih untuk membahagiakan anak-anak mereka. Apapun caranya akan mereka curahkan, terlebih pada anak-anak mereka yang tinggal jauh dari rumah dan keluarga, yaitu di Pesantren. Orangtua menginginkan anak-anak mereka mengkonsumsi apa yang mereka konsumsi. Karena saat orangtua memakan hidangan yang tersajikan secara otomatis ingat kepada ananda di Pesantren. Apalagi hidangan yang disukai ananda. Sehingga orangtua berangan ingin berbagi kepada ananda dan mengirimkan kepada ananda. Orangtua mencari cara agar semua keinginan dan kesukaan anak-anak mereka terpenuhi.

Berkaitan dengan kasus tersebut, hal yang terkadang kita lupakan sebagai orangtua adalah memikirkan hikmah kebaikan yang dikandung pada setiap peraturan yang dibuat oleh Pesantren. Yaitu bagaimana orangtua dan pendidik dapat menanamkan nilai-nilai Qonaah dalam akhlak anak-anak sebagai penuntut ilmu agama. Terutama sekali dalam hal makanan. Bagaimana bisa seorang penuntut ilmu mengkhatamkan hafalannya dengan segera sedangkan pikirannya hanya dipenuhi dengan sederet menu makanan tambahan.

Dalam kitab munjidu’l wasiht fi’l a’robiyyati’l mu’ashiroh, bahwa Qonaah artinya ridho dengan apa yang diterimanya. Sedangkan menurut Attabik Ali dan A.Zuhdi Muhdlor (1999) Qonaah secara bahasa mengandung 2 makna yaitu ridho dan yaqin.

Qonaah secara istilah berarti keadaan dimana seseorang tidak meminta lebih, ridho dan cukup dengan yang sedikit atau dapat menahan keinginan-keinginan dari hal yang berlebihan.

Qona’ah itu banyak hikmah yang terkandung jika kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari :

  1. Selalu bersyukur dan dengan ikhlas menerima apa yang telah dimiliki.
  2. Sabar akan ketentuan yang telah Allah berikan.
  3. Selalu Bertawakal kepada Allah.
  4. Berusaha dan memohon kepada Allah untuk mendapatkan yang terbaik.
  5. Tidak merasa iri atas keberhasilan atau barang orang lain.

 

Penutup

Masya Allah begitu banyak hikmah Qona’ah sehingga dapat memberikan ketentraman hati manusia dan merupakan faktor kebahagian dalam kehidupan. Karena seorang hamba yang memiliki sifat Qona’ah menerima apa yang telah ditentukan oleh Allah untuknya, dia tahu bahwa apa yang telah Allah pilih adalah yang terbaik untuknya.

Sebaliknya, jika seorang hamba tidak memiliki sifat Qona’ah maka dia terseret dalam sifat hedonisme, ketamakan dan kerakusan. Hanya karena ingin mengejar materi dan memaksakan berbuat apapun untuk harta.


Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, serta Allah memberikan kita taufik dan hidayah-Nya sehingga langkah kita sebagai pendidik diberikan kemudahan dalam mewujudkan  generasi Rabbani ini.        Aaamiin yaa Robb

 


 

Wallahua’lam Bishawwab

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.