Setiap dari kita harus mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Karena nikmat yang kita dapatkan hari ini, belum tentu orang lain mendapatkan nya.
Seperti halnya nikmat menuntut Ilmu. Apakah kita belajar hanya untuk menambah ilmu? Tidak, belajar sesungguhnya hanya untuk mengharap ridho Allah semata.
Bersihkanlah, sucikanlah hati kita. Karena kadar hati itu, bisa mempengaruhi masuknya ilmu. Bertambah sucinya hati, berarti bertambah banyak ilmu yang diserap. Dengan syarat JANGANLAH BERBUAT MAKSIAT. Dan tetap tejaga saat pelajaran.
فالعلم جوهر لطيف لا يصلح الا للقلب النظيف
“Ilmu adalah permata mulia. Tidak akan cocok bertempat kecuali di hati yang bersih.”
Ilmu seperti permata, tempatnya tidak sembarangan, hanya di tempat bersih.
Ilmu tidak cocok bertempat kecuali di hati yang bersih, lagi suci.
Ilmu janganlah dilihat dari banyaknya hafalan, ranking, dan sebagainya,
Akan tetapi, ilmu dilihat dari bersihnya hati, yaitu hati yang indah.
Jika semua ilmu sudah kita gapai atau dapatkan, maka kurang afdol rasanya jika tidak diamalkan.
Kata Syaikh Sholih Al-‘Ushoimi hafizhahullah :
“Bersihkan wadah ilmu, yaitu hati. Karena sesuai kadar sucinya hati, sebesar itupula kadar ilmu yang akan masuk kepadanya. Jika semakin bertambah sucinya hati, maka akan semakin bertambah penerimaannya terhadap ilmu.
Siapa yang ingin meraih ilmu, maka perindahlah batinnya, sucikanlah hatinya dari segala najis.” (Lihat : Khulashoh Ta’dhimil ilmi, hal 9)
Bagaimana cara membersihkan hati?
Sucikan hati dari syubhat dan syahwat.
Kembali pada 2 hal,
1. Hindari yang namanya syubhat.
Syubhat itu adalah lingkaran. Dia menyangka dirinya ada dalam kebenaran, tetapi sebenarnya ia telah tenggelam dalam kesesatan.
Contoh : mengkhususkan hari seperti hari jum’at Kliwon dan dia merasa berada dalam kebenaran.
2. Hindari yang namanya syahwat,
Syahwat adalah penyakit. Syahwat merupakan penyakit yang mendorong orang berbuat maksiat
Contoh : ghibah, adu domba, dsb
Bersihkan dulu hatinya agar ilmu bisa betah didalam nya. Itulah faktor yang menyebabkan ilmu pergi dari hati.
Alat untuk membersihkan hati adalah BERDOA
Seseorang berkata, “Haram bagi ilmu masuk ke dalam hati, jika kemaksiatan merajalela/bersemayam di dalam hati”
Maka, kita harus tetap berusaha mengusir kotoran hati tersebut !
Siapa yang tidak berusaha mengusir kotoran hati, maka lmu akan pergi meninggalkan nya.
Kajian oleh : Ustad Ahmad Fathony